PESAN-PESAN PENTING

1. Diharapkan semua peserta rajin mengecek "junk email" karena terkadang email dari milis masuk ke kolom tersebut tanpa kita kehendaki;

2. Sebelum menayangkan setiap tugas menulis di blog ini, mohon isi "label" di sebelah kanan dengan nama masing-masing peserta untuk memudahkan pembimbing mengidentifikasinya, lalu klik "Done";

3. Semua tulisan yang telah dikirim dan ditayangkan tidak boleh dihapus, melainkan boleh diedit dan di bagian kanan judul tulisan dapat diberikan keterangan tambahan (misalnya: Edit 1, Edit 2, dst). Dengan begitu hasil review yang ditulis di kolom komentar oleh pembimbing tidak terhapus;

4. Para peserta bebas memberikan komentar yang saling membangun pada tulisan peserta lainnya.

***

Kamis, 12 April 2018

TUGAS MODUL V


TREN KRIMINALITAS PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA PALEMBANG

Sejak dahulu kota Palembang memang dikenal memiliki angka kriminalitas yang cukup tinggi, terutama pada daerah tertentu. Menurut catatan Polresta Palembang angka kejahatan terus menurun dari tahun ke tahun. Pada 2016 tercatat ada  6643 kasus kejahatan kriminalitas sedangkan pada 2017 tercatat sebanyak 5873 kasus. Namun tetap saja, masih sering di dengar kejahatan yang marak terjadi seperti adanya perampokan, pencurian dengan kekerasan, pencurian kendaraan bermotor, dan lain sebagainya. Namun yang menjadi tren akhir-akhir ini adalah pencurian kendaraan bermotor dengan kekerasan, terutama yang menimpa supir transportasi online. Fenomena apakah ini? Mengapa angka kriminalitas jenis ini meningkat dengan pesat?

Memang pada dasarnya kriminalitas di kota Palembang sudah cukup tinggi, hal ini tidak lepas dari angka kemiskinan yang tinggi, rendahnya tingkat pendidikan serta budaya yang ada. Salah satu hal menarik mengenai budaya adalah bahwa setelah akil balig para pemuda di Palembang diberikan badik (semacam pisau kecil) sebagi tanda kedewasaan seseorang. Hal ini mungkin merunut pada jaman dahulu, karena daerah Palembang merupakan kawasan hutan, maka banyak binatang buas berkeliaran. Sehingga menjadi penting untuk membawa badik guna menjaga diri dari serangan binatang buas. Budaya ini diteruskan sampai dengan sekarang, membuat anak muda yang membawa badik yang biasanya diselipkan di pinggang mereka, secara emosional menjadi lebih berani. Sehingga terkadang mereka melakukan suatu tindakan tanpa dipikirkan matang-matang terlebih dahulu, lebih banyak terbawa emosi sesaat. Hal inilah yang tentu saja turut berperan mempertinggi angka kriminalitas yang ada di kota Palembang.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi sudah membawa perubahan yang signifikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dahulu hanya dikenal transportasi angkutan umum seperti bis, metromini, atau ojek. Namun seiring berkembangnya teknologi, sekarang sudah ada yang disebut dengan ojek online, yaitu transportasi yang dapat dipesan secara online dengan sistem menjemput calon penumpangnya. Cukup dengan memainkan jari anda sejenak di layar ponsel, maka ojek online sudah siap menjemput anda di manapun anda inginkan. Kemudahan teknologi ini bukan hanya membawa dampak yang baik tetapi juga membawa dampak yang buruk. Karena menjamurnya ojek online, maka angka kriminalitas terhadap para supir ojek online ini pun meningkat pesat, seperti yang terjadi di kota Palembang.

Sepanjang tahun 2017 saja ada banyak kasus yang terjadi berupa perampasan kendaraan bermotor yang terjadi kepada ojek online. Hal ini tentu tidak lepas dari mudahnya memesan ojek tersebut, sehingga para kriminal ini dengan gampangnya dapat mendekati calon korban dan melakukan aksinya. Biasanya para calon korban dipesan untuk mengantarkan penumpangnya ke tempat yang sepi, kemudian di dalam perjalanan, penumpang disekap atau dibunuh dan kendaraannya dirampas. Adapun area perampasan biasanya terjadi di sekitaran daerah rawan yaitu Kertapati, Plaju, Lemabang atau Tangga Buntung. Hal ini tidak mengherankan karena memang keempat daerah itu sudah sangat terkenal menjadi tempat dengan angka kriminalitas yang tinggi. Pelaku perampasan ini biasanya kebanyakan anak muda yang ingin mendapatkan uang dengan mencari jalan pintas.

Tren kejahatan ini nampaknya masih akan terus berlanjut, mengingat bahwa jumlah supir ojek makin terus meningkat hari lepas hari dan ditambah belum adanya kejelasan mengenai regulasi dan keamanan bagi supir ojek online.