MENULIS BUKU SEBAGAI LEGACY
by : Petrus
Tatkala kumasuki ruangan di sebuah rumah sakit ternama tersebut, ada sepasang senyum lemah dan lirikan mata kelelahan yang menyapaku. Usianya sekitar awal 50-an. Sudah seminggu dia terbaring di ruang rawat inap tersebut, dia adalah ibu mertuaku. Beliau saat itu terkena suatu penyakit yang menjadi momok bagi banyak orang, yaitu kanker. Namun kanker itu ternyata cukup langka, yaitu kanker otot perut, sehingga dokter pun nampak kebingungan untuk mengobatinya. Sudah dua kali beliau di operasi dalam kurun waktu 2 tahun ini, dan mengalami kemoterapi sebanyak 7 kali. Istriku sudah berhari-hari menjaga sang ibu dan waktu itu adalah giliranku untuk menjemput istriku pulang ke rumah. Kusempatkan mengobrol dengan ibu mertua, dan beliau hanya bercerita tentang bagaimana beliau begitu menyesal tidak mempergunakan waktunya yang ada selama ini ketika sehat untuk melakukan hal-hal yang diinginkannya dan yang bisa berguna buat banyak orang. Dua minggu setelah pembicaraan kami tersebut, beliau pergi untuk selama-lamanya.
by : Petrus
Tatkala kumasuki ruangan di sebuah rumah sakit ternama tersebut, ada sepasang senyum lemah dan lirikan mata kelelahan yang menyapaku. Usianya sekitar awal 50-an. Sudah seminggu dia terbaring di ruang rawat inap tersebut, dia adalah ibu mertuaku. Beliau saat itu terkena suatu penyakit yang menjadi momok bagi banyak orang, yaitu kanker. Namun kanker itu ternyata cukup langka, yaitu kanker otot perut, sehingga dokter pun nampak kebingungan untuk mengobatinya. Sudah dua kali beliau di operasi dalam kurun waktu 2 tahun ini, dan mengalami kemoterapi sebanyak 7 kali. Istriku sudah berhari-hari menjaga sang ibu dan waktu itu adalah giliranku untuk menjemput istriku pulang ke rumah. Kusempatkan mengobrol dengan ibu mertua, dan beliau hanya bercerita tentang bagaimana beliau begitu menyesal tidak mempergunakan waktunya yang ada selama ini ketika sehat untuk melakukan hal-hal yang diinginkannya dan yang bisa berguna buat banyak orang. Dua minggu setelah pembicaraan kami tersebut, beliau pergi untuk selama-lamanya.
Selama satu bulan setelah kepergian beliau keharibaan, setiap harinya aku merenungkan tentang arti kehidupan. Selama ini keseharianku biasa saja, paling tidak bagi diriku sendiri. Aku selalu berpikir bahwa selama semuanya baik-baik saja, maka tidak ada yang perlu diubah dalam hidupku. Tetapi melihat seseorang yang aku sayangi berada dalam batas antara hidup dan mati, membuatku berpikir tentang apa yang ingin aku lakukan dalam hidup ini. Keseharianku sebagai seorang karyawan di sebuah perusahaan asing membuatku terkadang hidup tanpa berpikir tentang kematian. Selain sebagai karyawan, aku juga sudah cukup lama menggeluti dunia pasar modal sebagai seorang trader yang dapat menghasilkan keuntungan konsisten selama bertahun-tahun. Kadang aku berpikir, ilmu sebagai seorang trader di pasar modal ini sangat berguna, seharusnya aku membagikannya kepada banyak orang. Akan tetapi keinginan itu hanya sebatas angan-angan karena aku tidak pernah berfokus untuk mewujudkannya. Namun kata-kata ibu mertuaku, membuatku seakan tersadar, bahwa hidup ini adalah kesempatan, haruslah dipergunakan sebaik-baiknya untuk berguna buat banyak orang. Akhirnya kuputuskan, ilmu ini harus bisa kusebarluaskan! Tapi aku berpikir, bagaimana caranya? Kemudian aku mulai belajar membuat website yang berisi tulisan untuk menginspirasi rekan-rekan sesama trader. Kemudian pelan-pelan, aku mulai diterima di komunitas para trader dan mulai memberi kursus gratis untuk para pemula di dunia saham.
Akan tetapi masih ada yang mengganjal dalam pikiranku. Karena harus ada cara yang lebih efektif untuk menyebarluaskan ilmu ini, dalam waktu yang relatif singkat namun dapat menjangkau sebanyak mungkin orang se-Indonesia. Maka aku berpikir bahwa cara yang paling mudah adalah lewat menulis sebuah buku. Lewat buku juga aku ingin memiliki sebuah legacy yang dapat diberikan kepada anak cucuku nantinya. Nantinya meskipun aku sudah tiada, tetapi isi pemikiranku akan tetap ada, tak lekang dimakan jaman.
Sejatinya, sejak dulu memang aku sudah suka menulis dan mengajar orang lain. Ada kepuasan tersendiri ketika tulisanku dapat mengubah pemikiran orang lain dan berguna bagi orang tersebut. Namun tentu saja, aku tidak memiliki pengalaman dalam hal menulis buku, oleh sebab itu aku memutuskan untuk belajar perihal tulis menulis. Tujuannya selain belajar cara yang benar dalam menyampaikan materi kepada para pembaca, aku juga ingin belajar bagaimana caranya agar buku yang kutulis nantinya bisa menjadi buku yang enak dibaca. Aku berharap semoga dapat sebanyak-banyaknya menimba ilmu dari para mentor yang sudah profesional dan sudah lama malang melintang di dunia jurnalisme. Mudah-mudahan niat baikku bisa tercapai dan bukan hanya satu atau dua buku, aku ingin menulis banyak buku yang dapat mengungkapkan semua isi pemikiranku mengenai dunia trading. Semoga aku mampu melakukannya dengan bantuan para mentor.
Tulisan awal yang sangat bagus Mas. Sangat sesuai dengan tujuan yang diharapkan dari tugas ini. Yaitu mengungkapkan apa motivasi yang mendasari Mas Petrus ingin meningkatkan kemampuan menulisnya.
BalasHapusSaya yakin tulisan ini juga akan mampu menginspirasi pembaca untuk memikirkan apa tujuan hidupnya sekarang. Bisa jadi akan banyak orang yang tergerak untuk turut menulis setelah membaca tulisan ini.
Secara alur tulisan ini juga bagus mas. Diawali dengan fragmen yang mengharukan, permasalahan yang menggelitik dan solusi yang menginspirasi.
Mungkin saya hanya bisa memberikan sedikit pertimbangan mengenai tulisan di atas. Pertama mengenai pemakaian bahasa asing. Misalnya untuk judul "Menulis Buku Sebagai Legacy". Boleh jadi pemakaian bahasa asing bisa menjadi ciri khas atau style dari penulisnya. Tapi kalau menurut saya akan lebih enak jika "Legacy" ini diganti dengan bahasa Indonesia saja. Saran saya selama ada padanan dalam bahasa Indonesia yang memiliki makna setara, sebaiknya dipakai bahasa Indonesianya. Jadi tidak terkesan gado-gado. Kecuali kalau memang bahasa asing tersebut susah dicarikan padanannya yang sesuai dalam bahasa Indonesia. "Legacy" yang Mas Petrus tuliskan menurut saya bisa digantikan dengan warisan berharga atau yang lainnya. Dengan bahasa yang lebih sederhana, dan gampang dipahami nantinya tulisan ini bisa dipahami oleh lebih banyak orang tanpa mengurangi kualitas atau kelas tulisan tersebut.
Sementara itu dulu sekedar masukan dari saya Mas Petrus. Semoga bermanfaat. Terima kasih.
Suatu tulisan motivasi yang kuat. Saya setuju dengan review Mas Wahyu. Tampaknya karena sudah sering menulis, alurnya baik dan tinggal perbaikan EYD saya. Tambahan masukan dari saya:
BalasHapus- 2 tahun; 7 kali: sebaiknya angka ditulis huruf.
- di operasi: tulisannya digabung menjadi "dioperasi". Tulisan dipisah bila menunjukkan keterangan tempat. Misalnya di sana, di sekolah, dan sebagainya.
- trader: karena diambil dari bahasa asing, tulisannya dicetak miring atau dalam tanda kutip "trader".
Setelah diperbaiki, tulisan dapat dikirim ke laman www.kabarindonesia.com. Daftar sebagai penulis bila belum terdaftar. Ini sangat baik utk melatih rasa percaya diri.
Fida